Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 29 Januari 2014

Di Sini Masih Sendiri

Say To Hello.. :D uda lama banget ya gak Ngepost. hehehe ... sekarang mau ngepost dlu ya mumpung lagi gadak kerjaan. haha. kalau gak enak boleh comment hehehe. oke capcus aja deh,, gak usah panjang lebar.



           Pagi Ini langit Kota Medan mendung. Gerimis belum reda mulai tadi malam. Sang mentari masih bersembunyi. Udara pun terasa dingin. Dingin sekali. Hal ini membuat teman-teman satu kosku malas bergerak dari tempat tidur. Mereka lebih memilih bermalas-malasan di bawah selimut ketimbang berangkat ke kampus. Namun tidak denganku. Gerimis serta udara yang sangat dingin sama sekali tidak menyurutkan langkah kakiku untuk berangkat ke kampus. Dengan langkah yang pasti dan penuh semangat aku berjalan kaki menerobos gerimis yang berjarak sekitar 300 meter dari kosku.
           Sesampainya di kampus, suasana masih sangat sepi. Hanya ada 3 orang mahasiswi yang juga baru tiba di kampus. Mereka adalah Bunga, Citra, dan Tika. ketiga gadis cantik ini memang selalu kompak.
           Hal yang membuat aku begitu semangat pagi ini, aku sedang mengagumi seorang dari mereka, yaitu Bunga. Ya, namanya Bunga, mahasiswi baru pindahan dari Jakarta. Meski baru 1 bulan berada di kampus yang baru, Bunga telah mencuri hatiku. Bahkan pertama kali memperkenalkan diri di depan kelas, aku langsung terpesona pada pandangan pertama.
           Semenjak ada Bunga di kampus, aku semakin bersemangat kuliah. Terus terang, baru kali ini aku bertemu dengan gadis secantik dia. Senyumnya begitu istimewa dan menggoda membuat jantungku berdetak kencang setiap kali menatapnya. Bagiku Bunga bagaikan sosok bidadari yang jatuh dari surga. Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta padanya.
           Hanya saja aku belum berani untuk mengungkapkannya. Aku takut ditolak, aku takut kecewa. Tapi, sampai kapan perasaan ini kupendam? Apakah aku harus terus-menerus begini, menjadi seorang pemuja rahasia bidadari kampus bernama Bunga? Tidak. Aku tidak boleh takut. Aku harus berani mengungkapkan isi hatiku kepada Bunga.
           Sedang Asik-asiknya melamun sambil memandang Bunga dari kejauhan, tiba-tiba poltak datang menghampiriku.
         "Hey, Roy! ngapain di sini? pgi-pagi begini sudah melamun?" tanyanya sambil menepuk pundakku.
         "Eeeemmmm.... sepi sekali pagi ini, ya? pada kemana nih yang lain kok belum datang? padahal sebentar lagi uda masuk," ucapku mengelak pertanyaannya untuk mengalihkan pembicaraan.
         "Mungkin keenakan tidur karena dingin, jadi terlambat bangun. Sebentar lagi pasti datang tuh teman-teman," balas Polatk." Yuk, kita masuk ke dalam kelas aja! biar gak dingin."
         Poltak adalah teman satu kelasku. Pemuda asal Samosir ini adalah sosok sahabat yang sangat baik bagiku.
        Tak terasa bulan Januari tlah tiba. hampir genap setahun aku sendiri tanpa kekasih semenjak putus cinta Januari lalu. Sungguh terasa sepi melalui hari-hari tanpa seorang kekasih. Apalagi saat malam minggu tiba. Jika teman-teman satu kosku bepergian bersama pasangan masing-masing, aku hanya pasrah menyendiri dan menyepi di dalam kamar kos, memeluk dinginnnya udara malam. Jujur, sekian lama aku sangat mendambakan seseorang yang bisa memberikan warna-warni dalam hari-hariku yang begitu kusam.
         Lalu bagaimana dengan Bunga, sang bidadari kampus yang begitu ku kagumi itu? belum juga kuungkapkan perasaanku padanya. Aku masih menunggu waktu dan moment yang tepat untuk menyatakan cinta. Ya, tidak lama lagi, tepatnya di akhir bulan Desember nanti Bunga akan merayakan hari ulang tahun yang ke 20. Inilah kesempatan bagiku untuk mengungkapkan cinta pada Bungadi hari yang spesial.
         Sehari menjelang perayaan ulang tahun Bunga, aku menyiapkan sebuah kado istimewa untuknya. sudah kubungkus rapi sebuah baju bola wanita yang kubeli dari toko siang tadi.
         Seminggu yang lalu, aku, Poltak,Bunga, dan teman-teman sekelas lainnyamakan bakso bareng di kantin. selain bercanda ria serta membahas perkuliahan, kami juga bercerita mengenai hoby kami masing-masing. Betapa takjubnya aku mendengar saat Bunga bilang bahwa dia hobby nonton bola, sama seperti aku. Dia juga sangat hapal nama-nama pemain top sepakbola masa kini.
         Dan akhirnya, hari yang spesial itu tiba juga. Ya, hari ini adalah hari ulang tahun Bunga yang ke 20.aku berangkat ke kampus dengan hati yang gembira namun harap-harap cemas. Apakah Bunga mau menerima cintaku nanti? Apakah Bunga adalah adalah jawaban dari penantianku selama ini?Apakah kesendirianku akan berakhir dipenghujung tahun, di bulan Desember ini?tanyaku dalam hati. Ah, sudahlah, aku tidak perlu cemas . Yang penting aku berusaha dulu. Diterima atau tidak itu urusan belakang. Lagi pula, bukankah mencoba itu lebih baik daripada tidak sama sekali?
         Siang hari saat jam belajar berakhir, suasana kantin begitu ramai. Kulihat teman-teman sekelasku berkumpul di sana. Kulihat juga ada Bunga dan Poltak di sana. Segera kuhampiri Bunga lalu kusalam.
         "Hay, Bunga! Happy Birthday, ya! semoga panjang umur, sehat selalu, serta tercapai semua impian dan cita-cita," ucapku.
          Amin. Makasih ya, bang Roy." balasnya sambil melempar senyum.
          Sementara kado yang telah kupersiapkan dari rumah masih kusimpan di dalam tas. Ah, nanti sajalah kuberikan pada Bunga. Nanti saja kutembak dia, setelah teman-teman yang lain pulang. biar suasananya lebih romantis.
          "Hey, Roy! kamu kok belum mengucapkan selamat sih?" seru Poltak tiba-tiba, membuatku sedikit heran.
          "Makdus kamu, Bro? kan baru saja kuucapkan selamat ulang tahun pada Bunga. Apa kamu gak lihat tadi waktu aku nyalam Bunga? Gimana sih. kamu sedang mimpi, ya? ejekku sambil tertawa.
          "Hadeeehh... Bukan itu maksudku. Emang kamu belum tau, ya?" tanya Poltak yang membuat aku semakin heran. "Aku dan Bunga baru saja jadian, Roy." sambung Poltak kemudian.
          "Haahh..??? jadian???" Begitu terkejutnya aku mendengar ucapan Polta. tiba-tiba perasaanku berubah. Aku tidak tau lagi entah rasa apa yang sedang kurasakan. kata-katanya tadi ibarat pisau yang menghujam jantungku.
            Namun, aku mencoba tenang. Aku tidak ingin ada yang tau tentang perasaanku saat ini.
            "Oh... Kalau begitu selamat, ya! semoga hubungan kalian langgeng," kataku seolahtidak terjadi apa-apa. Namun sesungguhnya hatiku ingin sekali menangis.
            "Aduh, aku ke toilet sebentar, ya. perutku mules nih," ucapku berbohong pada teman-teman.
            Segera aku berlari menuju toilet. Lalu aku pun menangis melelehkan airmata. kuambil kado itu dari dalam tasku. Betapa sedih dan kecewanya aku, belum sempat kuberikan kado itu pada Bunga, belum sempat kukatakan bahwa aku suka padanya, Poltak, sahabatku sendiri keburu meraih hatinya. Bidadari yang selama ini kukagumi . Gadis yang selama ini kuimpikan ternyata sudah lebih dulu dimiliki oleh temanku sendiri. Bukannya aku menyalahkan atau membencinya. Mungkin aku terlalu lama mengulur wktu untuk mengungkapkan perasaanku pada Bunga.
            Di awal tahun menjelang berakhirnya Januari, aku belum jua menemukan seseorang yang bis menemani hari-hariku yang sunyi. aku hanya bisa pasrah akan kenyataan pahit bahwa hingga detik ini aku masih sendiri.


Selesai Deh ceritanya. hehehe... :) Kalau gak enak maklum aja ya.. :D :D
Jangan Lupa follow Twitterku ya :D @stefani_sinurat and @devistefani :) :)